1.
PENGERTIAN
KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui
media massa yang merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media communication). Arti mass communications sama dengan mass
media atau dalam bahasa Indonesianya media massa. Sedangkan yang dimaksud
dengan mass communication adalah
prosesnya, yaitu proses komunikasi melalui media massa. Atau dengan kata lain, proses organisasi media menyebarkan informasi kepada
public atau masyarakat luas.
Wernen
I. Severin dan James W. Tankard Jr. dalam bukunya Communication Theories, Origins, Method Uses, mengatakan sebagai
berikut:
“Komunikasi
massa adalah keterampilan, seni, dan sebagai ilmu. Ia adalah keterampilan dalam
pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari
seperti memfokuskan kamera televisi, pengoperasian tape recorder, atau mencatat ketika wawancara. Ia adalah seni dalam
pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti skrip untuk televisi,
mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan
teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam
pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana
berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakanuntuk membuat
sebagai hal yang menjadi lebih baik.”
Selain
itu, Joseph A. Devito dalam bukunya Communicology:
An Introduction to the Study of Communication mendefinisikan komunikasi
lebih tegas lagi, yaitu sebagai berikut:
“Pertama,
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa kepada khalayak
yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh
penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi,
ini menandakan bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk
didefinisikan.
Kedua,
komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang
audio ataupun visual. Komunikasi massa barangkali lebih mudah dan logis bila
didefinisikan menurut bentuknya: televise, radio surat kabar, majalah, film,
buku, dan pita.”
2.
CIRI-CIRI
KOMUNIKASI MASSA
1) Komunikasi
yang Berlangsung Satu Arah
Ini
berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.
Dengan kata lain, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para
pembacanya terhadap pesanatau berita yang disiarkannya itu. Akan tetapi, itu
semua terjadi setelah komunikasi dilancarkan oleh komunikator tidak dapat
memperbaiki gaya komunikasi seperti yang bisa terjadi pada komunikasi tatap
muka. Oleh karena itu, seperti yang sudah disinggung di muka, arus balik
seperti itu dinamakan arus balik tertunda. Sebagai konsekuensi dari situasi
komunikasi seperti itu, komunikator pada komunikasi massa harus melakukan
perencanaan dan persiapan sedemikian rupa hingga pesan yang dapat
disampaikannya kepada komunikan harus komunikatif dalam arti kata dapat diterima
secara indrawi dan secara rohani pada satu kali penyiaran.
2) Komunikator
Pada Komunikasi Massa Melembaga
Media
massa sebagai saluran komunikasi massa merupan lembaga, yaitu suatu institusi
atau organisiasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam bahasa
asing disebut institutionalized
communicator atau organized communicator.
Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam
proses komunikasi ditunjang oleh orang-orang lain. Kemunculannya dalam media
komunikasi tidak sendirian, tetapi juga bersama orang lain. Komunikator pada
komunikasi massa dinamakan juga komunikator
kolektif karena tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja
sama sejumlah kerabat kerja. Karena sifatnya kolektif, maka komunikator yang
terdiri atas sejumlah kerabat kerja itu mutlak memiliki keterampilan yang
tinggi dalam bidangnya masing-masing. Dengan demikian, komunikasi sekunder
sebagai kelanjutan dari komunikasi primer itu akan berjalan sempurna.
3) Pesan
Pada Komunikasi Massa Bersifat Umum
Pesan
yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan kepada umum
dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau
kepada sekelompok orang tertentu. Hal itulah yang antara lain membedakan media
massa dengan media nirmassa. Surat, telepon, telegram, dan teks menjadi salah
satu contoh dari media nirmass karena ditujukan kepada orang tertentu. Media
massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.
Media massa akan menyiarkan berita yang bersifat tidak menceritakan kegiatan
seseorang yang bersifat pribadi atau yang tidak boleh dipublikasikan.
4) Media
Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Ciri
lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada
pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah yang
merupakan cirri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi yang
lainnya. Contohnya adalah perbandingan antara poster dan siaran radio. Keduanya
adalah merupakan salah satu contoh komunikasi massa. Tetapi, poster atau media
cetak lainnya tidak memiliki nilai keserempakan, dan pesan yang disampaikan
kepada khalayak tidak diterima oleh mereka karena tidak dilihat secara
serempak, melainkan bergantian ataupun individual. Tetapi beda halnya dengan
siaran radio. Misalnya pidato kepresidenan yang disiarkan langsung di radio
maupun televise. Disitu terdapat nilai keserempakan karena orang banyak melihat
dan mendengarkan isi pidato yang disampaikan oleh presiden kepada seluruh
rakyat di suatu Negara.
5) Komunikan
Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikasi
atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakatyang terlibat dalam
proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat
heterogen. Dalam keberadaan yang terpencar-pencar, kondisi fisik yang saling
tidak mengenal satu sama lain, memiliki kontak hubungan yang dekat,
masing-masing memiliki keyakinan atau agama yang berbeda-beda, dan beberapa
jenis hal yang lainnya. Heterogenitas khalayak yang seperti inilah yang menjadi
kesulitan bagi komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa
karena setiap individu khalayak itu menghendaki agar keinginannya terpenuhi.
Satu-satunya cara untuk dapat mendekati keinginan seluruh khalayak sepenuhnya
ialah mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan,
hobby, pendidikan, kebudayaan, dan lain sebagainya yang dikemukakan di atas.
Pengelompokan tersebut telah dilaksanakan oleh berbagai media massa dengan
mengadakan rubik ataupun secara tertentu untuk mengelompokan pembaca, pendengar,
an juga penonton tertentu. Hampir semua surat kabar, majalah, radio, televisi
menyajikan acara khusus diperuntukkan untuk anak-anak, remaja, dan dewasa,
wanita dewasa, remaja putri, petani, ABRI, dan kelompok lainnya.
3.
FUNGSI
KOMUNIKASI MASSA
Harold
D. Lasswell pernah memberikan pendapatnya tentang fungsi komunikasi massa,
yaitu:
a. Pengamatan
terhadap lingkungan, penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi
nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.
b. Korelasi
unsure-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan.
c. Penyebaran
warisan social. Di sini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan rumah
tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan social kepada keturunan
berikutnya.
Fungsi
komunikasi massa secara umum dan rinci mencangkup beberapa aspek, yaitu:
a. Informasi:
Pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, pengumpulan berita, data, gambar, fakta,
pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan
bereaksi dengan jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang
lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
b. Pendidikan:
Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual
pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan, serta kemahiran yang diperlukan
kepada semua bidang kehidupan.
c. Hiburan:
Penyebarluasan sinyal, symbol, suara, dan citra, dari drama, music, kesenia,
tarian, dan lain sebagainya sebagai rekasi dan kesenangan kelompok bahkan
individu.
d. Mempengaruhi:
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi
informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas
hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata
terdapat fungsi persuasi. Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap
sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang
dari berbagai macam bentuk: Pertama, mengukuhkan atau memperkuat sikap,
kepercayaan, atau nilai seseorang; Kedua, mengubah sikap, kepercayaan, atau
nilai seseorang; Ketiga, menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu;
dan Keempat, memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.
4. EFEK KOMUNIKASI MASSA
1.
Individu
2.
Masyarakat
3.
Budaya
5. EFEK KOMUNIKASI MASSA TERHADAP
INDIVIDU
Menurut Steven A. Chafee, komunikasi
masa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:
- Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh: dengan adanya industri media massa membuka lowongan pekerjaan)
- Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang kadang-kadang dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar pos kota memiliki pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar Kompas.
- Efek penjadwalan kegiatan
- Efek penyaluran/ penghilang perasaan
- Efek perasaan terhadap jenis media
Menurut Kappler (1960) komunikasi masa
juga memiliki efek:
- conversi, yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan perubahan yang tidak diinginkan.
- memperlancar atau malah mencegah perubahan
- memperkuat keadaan (nilai, norma, dan ideologi) yang ada.
6. EFEK KOMUNIKASI MASSA KEPADA
MASYARAKAT DAN BUDAYA
Dalam teori penentuan agenda oleh Combs dan Shaw Achill
adalah media massa adalah sebagai penentu kebenaran dengan kemampuan media
massa untuk mentransfer dua elemen, yaitu kesadaran dan informasi ke dalam
agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada
isu-isu yang dianggap penting oleh media massa.
Hal yang paling mendasar dalam penelitian tentang
penentuan agenda, adalah
1.
Masyarakat
pers atau media massa membuat berita yang bersifat memihak, memfitnah, dan
bohong.
2.
Konsentrasi
pada media massa hanya pada masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai
isu-isu yang sangat penting daripada isu-isu yang lainnya.
Salah satu aspek yang paling penting dalam konsep
penentuan agenda adalah peran fenomena komunikasi massa, berbagai media massa
memiliki penentuan agenda yang potensial berbeda termasuk intervensi dari
pemodal.
7. TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA
Teori-teori
pada komunikasi massa mencangkup beberapa teori yang lainnya, yaitu:
1. Hypodermic
Needle
Theory
atau Teori
Jarum
Hipodermik:
Istilah teori ini muncul pada periode ketika komunikasi
massa digunakan secara meluas, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat. Pada
periode ini kehadiran media massa baik media cetak maupun media elektronik
mendatangkan perubahan-perubahan besar di berbagai masyarakat yang terjangkau
oleh allpowerfull media massa.
2. Cultivation
Theory
atau Teori
Kultivasi:
Teori yang meneliti tentang efek jangka panjang televisi
dalam khalayak (umum). Menu rut George Gerbner dan Stephen Mirirai bahwa televisi
sebagai media
komunikasi massa yang telah dibentuk sebagai simbolisasi lingkungan atas beragam masyarakat yang diikat menjadi satu, bersosialisasi dan
berperilaku. Gerbner
menyebut efek televisi ini sebagai kultivasi (cultivation), yang artinya “penanaman”, istilah yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1969.
Televisi dengan segala pesan dan gambar yang disajikannya merupakan proses atau
upaya untuk menanamkan cara pandang yang sama terhadap realitas dunia kepada
khalayak. Televisi dipercaya sebagai instrumen atau agen yang mampu menjadikan
masyarakat dan budaya bersifat homogen. Teori ini juga
memiliki tiga asumsi, yaitu televise adalah media yang berbeda, televise sebagai
bentuk cara berpikir masyarakat, dan pengaruh televise yang sangat terbatas.
3. Cultural Imperalisme Theory atau Teori Imperialisme Budaya:
Teori
imperialisme budaya menyatakan bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh
dunia ini. Ini berarti pula, media massa negara Barat juga mendominasi media
massa di dunia ketiga. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk
mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi media di
dunia ketiga. Sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media
tersebut.
4. Media
Equation Theory atau Teori Persamaan Media:
Dalam teori ini membahas bahwa media itu
seolah-olah manusia itu sendiri. Teori ini memperhatikan
bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara
individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam
situasi face to face.
5. Spiral
of Silence Theory atau Teori Spiral Kesunyian:
Pada teori ini, ilmuwan
lain lebih memilih untuk memandang teori spiral kesunyian ini sebagai sebuah
teori yang hendaknya dipandang atau dinilai dengan prinsip-prinsip ilmiah.
Teori ini juga mendasarkan asumsi pernyataan bahwa pendapat pribadi bergantung
pada pola pikir atau yang diharapkan orang lain.
Ide
dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi dalam berkomunikasi akan
membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi tersebut membentuk
bagaimana cara individu tersebut berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan
teknologi tersebut mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu teknologi
ke teknologi yang lain. Dari masyarakat suku yang hanya mengenal huruf menuju
masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik.
6. Uses and
Gratification Theory atau Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan:
Salah
satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa
sebagai penentu pemilihan pesan dan media.
Teori
Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan
untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
a.
Pemilihan
musik sesuai selera. Saat memilih musik kita tidak hanya mengandalkan mood
tertentu, namun juga berusaha untuk menunjukkan jati diri dan kesadaran sosial
lainnya. Banyak jenis musik yang dapat dipilih dan pilihan kita menunjukkan
kebutuhan tertentu yang spesifik.
- Penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan media-media lama, bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama tradisional. Contohnya alat komunikasi pager yang tergantikan dengan telepon selular. Atau media TV yang tetap tidak tergantikan oleh telepon selular walaupun telepon selular kini dapat berfungsi seperti TV. Di lain pihak pengguna lama mulai menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasi-informasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet.
7. Agenda Setting Theory atau Teori Pengaturan
Agenda:
Teori
yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran
dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan
informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta
perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. McCombs dan
Shaw terfokus pada dua elemen: kesadaran dan informasi. Investigasi Penentuan
Agenda melihat fungsi media massa dalam berkampanye, mereka berusaha untuk
menilai apa hubungan antara masyarakat pemilih dalam satu kata yang penting dan
isi pesan sebenarnya media massa yang digunakan selama kampanye. McCombs Shaw
dan menyimpulkan bahwa media massa secara signifikan memengaruhi pada para
pemilih yang dianggap sebagai masalah utama dari kampanye.
8. Media Critical Theory atau Teori
Media Kritis
Sebuah aliran pemikiran yang menekankan
penilaian reflektif dan kritik dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan
pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Teori kritis memiliki dua makna dengan asal-usul
dan sejarah yang berbeda: pertama berasal dari sosiologi dan yang kedua berasal dari kritik sastra, dimana digunakan dan diterapkan sebagai istilah
umum yang dapat menggambarkan teori yang didasarkan atas kritik; dengan
demikian, teori Max Horkheimer
menggambarkan teori kritis adalah, sejauh berusaha "untuk membebaskan
manusia dari keadaan yang memperbudak mereka."
Dalam hubungannya dengan penelitian komunikasi, aliran kritis memiliki beberapa
karakteristik, antara lain:
1. Aliran
Kritis lebih menekankan pada unsur-unsur filosofis komunikasi.
Pertanyaan-pertanyaan yang sering dikemukakan oleh kaum kritis adalah siapa yang
mengontrol arus komunikasi? Siapa yang diuntungkan oleh arus dan struktur
komunikasi yang ada? Ideologi apa yang ada dibalik media?
2. Aliran
Kritis melihat struktur sosial sebagai konteks yang sangat menentukan realitas,
proses, dan dinamika komunikasi manusia. Bagi aliran ini, suatu penelitian
komunikasi manusia, khususnya komunikasi massa yang mengabaikan struktur sosial
sebagai variabel berpengaruh, dikatakan bahwa penelitian tersebut a-historis
dan a-kritis.
3. Aliran
Kritis lebih memusatkan perhatiannya pada siapa yang mengendalikan komunikasi.
Aliran ini beranggapan bahwa komunikasi hanya dimanfaatkan oleh kelas yang
berkuasa, baik untuk mempertahankan kekuasaannya maupun untuk merepresif
pihak-pihak yang menentangnya.
4. Aliran
Kritis sangat yakin dengan anggapan bahwa teori komunikasi manusia, khususnya
teori-teori komunikasi massa, tidak mungkin akan dapat menjelaskan realitas
secara utuh dan kritis apabila ia mengabaikan teori-teori tentang masyarakat.
Oleh karena itu, teori komunikasi massa harus selalu berdampingan dengan
teori-teori sosial