Sabtu, 12 September 2015

KOMUNIKASI MASSA



1.      PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media communication). Arti mass communications sama dengan mass media atau dalam bahasa Indonesianya media massa. Sedangkan yang dimaksud dengan mass communication adalah prosesnya, yaitu proses komunikasi melalui media massa. Atau dengan kata lain, proses organisasi media menyebarkan informasi kepada public atau masyarakat luas.
Wernen I. Severin dan James W. Tankard Jr. dalam bukunya Communication Theories, Origins, Method Uses, mengatakan sebagai berikut:
“Komunikasi massa adalah keterampilan, seni, dan sebagai ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, pengoperasian tape recorder, atau mencatat ketika wawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti skrip untuk televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakanuntuk membuat sebagai hal yang menjadi lebih baik.”
Selain itu, Joseph A. Devito dalam bukunya Communicology: An Introduction to the Study of Communication mendefinisikan komunikasi lebih tegas lagi, yaitu sebagai berikut:
“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, ini menandakan bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio ataupun visual. Komunikasi massa barangkali lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televise, radio surat kabar, majalah, film, buku, dan pita.”
  

2.      CIRI-CIRI KOMUNIKASI MASSA
1)      Komunikasi yang Berlangsung Satu Arah
Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesanatau berita yang disiarkannya itu. Akan tetapi, itu semua terjadi setelah komunikasi dilancarkan oleh komunikator tidak dapat memperbaiki gaya komunikasi seperti yang bisa terjadi pada komunikasi tatap muka. Oleh karena itu, seperti yang sudah disinggung di muka, arus balik seperti itu dinamakan arus balik tertunda. Sebagai konsekuensi dari situasi komunikasi seperti itu, komunikator pada komunikasi massa harus melakukan perencanaan dan persiapan sedemikian rupa hingga pesan yang dapat disampaikannya kepada komunikan harus komunikatif dalam arti kata dapat diterima secara indrawi dan secara rohani pada satu kali penyiaran.
2)      Komunikator Pada Komunikasi Massa Melembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupan lembaga, yaitu suatu institusi atau organisiasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut institutionalized communicator atau organized communicator. Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang-orang lain. Kemunculannya dalam media komunikasi tidak sendirian, tetapi juga bersama orang lain. Komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga komunikator kolektif karena tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja. Karena sifatnya kolektif, maka komunikator yang terdiri atas sejumlah kerabat kerja itu mutlak memiliki keterampilan yang tinggi dalam bidangnya masing-masing. Dengan demikian, komunikasi sekunder sebagai kelanjutan dari komunikasi primer itu akan berjalan sempurna.
3)      Pesan Pada Komunikasi Massa Bersifat Umum
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. Hal itulah yang antara lain membedakan media massa dengan media nirmassa. Surat, telepon, telegram, dan teks menjadi salah satu contoh dari media nirmass karena ditujukan kepada orang tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum. Media massa akan menyiarkan berita yang bersifat tidak menceritakan kegiatan seseorang yang bersifat pribadi atau yang tidak boleh dipublikasikan.
4)      Media Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah yang merupakan cirri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi yang lainnya. Contohnya adalah perbandingan antara poster dan siaran radio. Keduanya adalah merupakan salah satu contoh komunikasi massa. Tetapi, poster atau media cetak lainnya tidak memiliki nilai keserempakan, dan pesan yang disampaikan kepada khalayak tidak diterima oleh mereka karena tidak dilihat secara serempak, melainkan bergantian ataupun individual. Tetapi beda halnya dengan siaran radio. Misalnya pidato kepresidenan yang disiarkan langsung di radio maupun televise. Disitu terdapat nilai keserempakan karena orang banyak melihat dan mendengarkan isi pidato yang disampaikan oleh presiden kepada seluruh rakyat di suatu Negara.
5)      Komunikan Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakatyang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaan yang terpencar-pencar, kondisi fisik yang saling tidak mengenal satu sama lain, memiliki kontak hubungan yang dekat, masing-masing memiliki keyakinan atau agama yang berbeda-beda, dan beberapa jenis hal yang lainnya. Heterogenitas khalayak yang seperti inilah yang menjadi kesulitan bagi komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa karena setiap individu khalayak itu menghendaki agar keinginannya terpenuhi. Satu-satunya cara untuk dapat mendekati keinginan seluruh khalayak sepenuhnya ialah mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan, hobby, pendidikan, kebudayaan, dan lain sebagainya yang dikemukakan di atas. Pengelompokan tersebut telah dilaksanakan oleh berbagai media massa dengan mengadakan rubik ataupun secara tertentu untuk mengelompokan pembaca, pendengar, an juga penonton tertentu. Hampir semua surat kabar, majalah, radio, televisi menyajikan acara khusus diperuntukkan untuk anak-anak, remaja, dan dewasa, wanita dewasa, remaja putri, petani, ABRI, dan kelompok lainnya.     

3.      FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
Harold D. Lasswell pernah memberikan pendapatnya tentang fungsi komunikasi massa, yaitu:
a.       Pengamatan terhadap lingkungan, penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.
b.      Korelasi unsure-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan.
c.       Penyebaran warisan social. Di sini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan social kepada keturunan berikutnya.
Fungsi komunikasi massa secara umum dan rinci mencangkup beberapa aspek, yaitu:
a.       Informasi: Pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, pengumpulan berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi dengan jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
b.      Pendidikan: Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan, serta kemahiran yang diperlukan kepada semua bidang kehidupan.
c.       Hiburan: Penyebarluasan sinyal, symbol, suara, dan citra, dari drama, music, kesenia, tarian, dan lain sebagainya sebagai rekasi dan kesenangan kelompok bahkan individu.
d.      Mempengaruhi: Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk: Pertama, mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; Kedua, mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; Ketiga,  menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan Keempat, memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.        

4.      EFEK KOMUNIKASI MASSA
1.      Individu
2.      Masyarakat
3.      Budaya

5.      EFEK KOMUNIKASI MASSA TERHADAP INDIVIDU
Menurut Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:
  1. Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh: dengan adanya industri media massa membuka lowongan pekerjaan)
  2. Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang kadang-kadang dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar pos kota memiliki pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar Kompas.
  3. Efek penjadwalan kegiatan
  4. Efek penyaluran/ penghilang perasaan
  5. Efek perasaan terhadap jenis media
Menurut Kappler (1960) komunikasi masa juga memiliki efek:
  1. conversi, yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan perubahan yang tidak diinginkan.
  2. memperlancar atau malah mencegah perubahan
  3. memperkuat keadaan (nilai, norma, dan ideologi) yang ada.

6.      EFEK KOMUNIKASI MASSA KEPADA MASYARAKAT DAN BUDAYA
Dalam teori penentuan agenda oleh Combs dan Shaw Achill adalah media massa adalah sebagai penentu kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen, yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa.
Hal yang paling mendasar dalam penelitian tentang penentuan agenda, adalah
1.      Masyarakat pers atau media massa membuat berita yang bersifat memihak, memfitnah, dan bohong.
2.      Konsentrasi pada media massa hanya pada masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang sangat penting daripada isu-isu yang lainnya.
Salah satu aspek yang paling penting dalam konsep penentuan agenda adalah peran fenomena komunikasi massa, berbagai media massa memiliki penentuan agenda yang potensial berbeda termasuk intervensi dari pemodal. 
7.      TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA
Teori-teori pada komunikasi massa mencangkup beberapa teori yang lainnya, yaitu:
1.      Hypodermic Needle Theory atau Teori Jarum Hipodermik:
Istilah teori ini muncul pada periode ketika komunikasi massa digunakan secara meluas, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat. Pada periode ini kehadiran media massa baik media cetak maupun media elektronik mendatangkan perubahan-perubahan besar di berbagai masyarakat yang terjangkau oleh allpowerfull media massa.

2.      Cultivation Theory atau Teori Kultivasi:
Teori yang meneliti tentang efek jangka panjang televisi dalam khalayak (umum). Menu rut George Gerbner dan Stephen Mirirai bahwa televisi sebagai media komunikasi massa yang telah dibentuk sebagai simbolisasi lingkungan atas beragam masyarakat yang diikat menjadi satu, bersosialisasi dan berperilaku. Gerbner menyebut efek televisi ini sebagai kultivasi (cultivation), yang artinya penanaman, istilah yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1969. Televisi dengan segala pesan dan gambar yang disajikannya merupakan proses atau upaya untuk menanamkan cara pandang yang sama terhadap realitas dunia kepada khalayak. Televisi dipercaya sebagai instrumen atau agen yang mampu menjadikan masyarakat dan budaya bersifat homogen. Teori ini juga memiliki tiga asumsi, yaitu televise adalah media yang berbeda, televise sebagai bentuk cara berpikir masyarakat, dan pengaruh televise yang sangat terbatas.

3.      Cultural Imperalisme Theory atau Teori Imperialisme Budaya:
Teori imperialisme budaya menyatakan bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh dunia ini. Ini berarti pula, media massa negara Barat juga mendominasi media massa di dunia ketiga. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi media di dunia ketiga. Sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media tersebut.

4.      Media Equation Theory atau Teori Persamaan Media:
Dalam teori ini membahas bahwa media itu seolah-olah manusia itu sendiri. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to face.

5.      Spiral of Silence Theory atau Teori Spiral Kesunyian:
Pada teori ini, ilmuwan lain lebih memilih untuk memandang teori spiral kesunyian ini sebagai sebuah teori yang hendaknya dipandang atau dinilai dengan prinsip-prinsip ilmiah. Teori ini juga mendasarkan asumsi pernyataan bahwa pendapat pribadi bergantung pada pola pikir atau yang diharapkan orang lain.
Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi dalam berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi tersebut membentuk bagaimana cara individu tersebut berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu  teknologi ke teknologi yang lain. Dari masyarakat suku yang hanya mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik.

6.      Uses and Gratification Theory atau Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan:
Salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
     a.       Pemilihan musik sesuai selera. Saat memilih musik kita tidak hanya mengandalkan mood tertentu, namun juga berusaha untuk menunjukkan jati diri dan kesadaran sosial lainnya. Banyak jenis musik yang dapat dipilih dan pilihan kita menunjukkan kebutuhan tertentu yang spesifik.
  1. Penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan media-media lama, bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama tradisional. Contohnya alat komunikasi pager yang tergantikan dengan telepon selular. Atau media TV yang tetap tidak tergantikan oleh telepon selular walaupun telepon selular kini dapat berfungsi seperti TV. Di lain pihak pengguna lama mulai menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasi-informasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet.
7.      Agenda Setting Theory atau Teori Pengaturan Agenda:
Teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. McCombs dan Shaw terfokus pada dua elemen: kesadaran dan informasi. Investigasi Penentuan Agenda melihat fungsi media massa dalam berkampanye, mereka berusaha untuk menilai apa hubungan antara masyarakat pemilih dalam satu kata yang penting dan isi pesan sebenarnya media massa yang digunakan selama kampanye. McCombs Shaw dan menyimpulkan bahwa media massa secara signifikan memengaruhi pada para pemilih yang dianggap sebagai masalah utama dari kampanye.

8.      Media Critical Theory atau Teori Media Kritis
Sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif dan kritik dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Teori kritis memiliki dua makna dengan asal-usul dan sejarah yang berbeda: pertama berasal dari sosiologi dan yang kedua berasal dari kritik sastra, dimana digunakan dan diterapkan sebagai istilah umum yang dapat menggambarkan teori yang didasarkan atas kritik; dengan demikian, teori Max Horkheimer menggambarkan teori kritis adalah, sejauh berusaha "untuk membebaskan manusia dari keadaan yang memperbudak mereka."
   Dalam hubungannya dengan penelitian komunikasi, aliran kritis memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1.      Aliran Kritis lebih menekankan pada unsur-unsur filosofis  komunikasi. Pertanyaan-pertanyaan yang sering dikemukakan oleh kaum kritis adalah siapa yang mengontrol arus komunikasi? Siapa yang diuntungkan oleh arus dan struktur komunikasi yang ada? Ideologi apa yang ada dibalik media?
2.      Aliran Kritis melihat struktur sosial sebagai konteks yang sangat menentukan realitas, proses, dan dinamika komunikasi manusia. Bagi aliran ini, suatu penelitian komunikasi manusia, khususnya komunikasi massa yang mengabaikan struktur sosial sebagai variabel berpengaruh, dikatakan bahwa penelitian tersebut a-historis dan a-kritis.
3.      Aliran Kritis lebih memusatkan perhatiannya pada siapa yang mengendalikan komunikasi. Aliran ini beranggapan bahwa komunikasi hanya dimanfaatkan oleh kelas yang berkuasa, baik untuk mempertahankan kekuasaannya maupun untuk merepresif pihak-pihak yang menentangnya.
4.      Aliran Kritis sangat yakin dengan anggapan bahwa teori komunikasi manusia, khususnya teori-teori komunikasi massa, tidak mungkin akan dapat menjelaskan realitas secara utuh dan kritis apabila ia mengabaikan teori-teori tentang masyarakat. Oleh karena itu, teori komunikasi massa harus selalu berdampingan dengan teori-teori sosial
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar